Sabtu, 29 Mei 2010

Lelaki Sebelas Amanah


Sore kemarin, hujan teramat deras hingga lepas maghrib. Janji untuk mengajak anak-anak keluar membeli makanan kecil pun tertunda hingga malam menjelang. Hujan masih rintik-rintik ketika saya dan kedua anak saya keluar rumah. Sementara anak-anak saya ceria mencari bintang, saya terlibat obrolan mengasyikan dengan bapak pengayuh becak yang akan mengantar kami ke tempat membeli makanan.

“Anaknya berapa, Pak?” tanya bapak separuh baya itu. “Sementara dua dulu, Pak. Ini pun saya kerepotan,” jawab saya sambil menoleh, tampaklah wajah tegar yang menyimpan banyak pengalaman. “Wah, dua sih belum repot, Pak. Anak saya sepuluh….”

Tertegun hati ini, kembali saya menoleh untuk menatap lebih lama wajah yang baru saja menerangkan bahwa anaknya sepuluh. Di benak saya, hanya terlukis angka “10” terus-menerus memutari seluas jagad benak ini. Hati pun bertanya, “Sepuluh?” Saya bukan tidak percaya dengan kata-katanya yang tampak jujur, justru saya tidak yakin akan kesanggupan saya jika saya diberi amanah sebanyak itu, yang jika ditambah satu istri berarti ada sebelas amanah.

Mengayuh becak seharian penuh sejak pagi masih menggeliat hingga malam ketika orang seperti saya beranjak ke alam mimpi, sungguh tak pernah masuk akal saya untuk bisa menanggung amanh seberat itu.. Malu juga saya ketika mengatakan, “Baru dua, Pak. Ini juga sudah kerepotan.” Padahal, setelah saya mengucapkan kalimat itu, langsung disambar pernyataan dari bapak pengayuh becak yang seolah-olah menganggap saya ini cengeng, lemah dan bukan lelaki. Ya, karena anaknya sepuluh, tapi tak ada satu kalimat pun darinya tentang repotnya mengurus anak.

Dalam perjalanan kembali ke rumah, saya tergumam, seorang guru lagi saya temukan malam ini. Anak-anak tetap pada keceriaannya menghitung bintang begitu rintik berhenti, sementara saya terus dibuat tertegun oleh ucapan dan petuah lelaki pengayuh becak itu. “Anak-anak itu amanah dari Gusti Allah, Pak. Dia tidak akan mengamanahkannya kepada kita kalau Dia tidak tahu kemampuan kita. Dia tahu persis bahwa lelaki seperti kita mampu dititipkan amanah.” Kakinya memang mengayuh becak, tapi lidahnya tak henti bertutur indah.

“Malu rasanya kalau kita mengeluh dititipkan amanah ini, wong Gusti Allah pun tahu kemampuan kita toh…” Ya, malu juga saya terhadap bapak. Anehnya, beraninya saya bertanya soal rezeki, “Setiap amanah itu memang ada imbalannya, Pak. Lha seperti bapak menumpang becak saya ini. Bagi saya, bapak dan anak-anak ini, adalah amanah saya selama masih di atas becak saya. Tanggung jawab saya adalah mengantarkan ke tempat tujuan, soal saya harus kehujanan dan besoknya sakit, itu bagian dari resiko saya menanggung amanah. Imbalannya, ya setelah bapak turun pasti ngasih uang toh ke saya?”

Lama saya merenungi kalimatnya, serasa tidak yakin kalimat itu keluar dari bapak tua pengayuh becak. Saya seperti baru saja ditampar-tampar yang menyadarkan diri bahwa Allah tak pernah berdiam diri untuk setiap amanah dan tanggung jawab kemanusiaan yang kita jalani sebaik-baiknya, sesuai dengan anjuran-Nya.

Sampailah saya di rumah, entah seberapa banyak anak-anak saya menghitung jumlah bintang yang sebenarnya hanya terlihat sedikit itu karena baru saja turun hujan. Sama seperti saya yang tak tahu harus membayar berapa kepada bapak pengayuh becak ini untuk pelajarannya malam ini.

”Jika setiap tempat adalah sekolah, maka setiap orang adalah guru.”

(Oleh: Bayu Gawtama)

Kamis, 27 Mei 2010

Mengapa Kita Gagal !!!


Setiap manusia selalu mencari kesuksesan. Dan tidak pernah mempersiapkan diri untuk suatu kegagalan. Sehingga ketika kegagalan datang, kita suka minta ampun dan takut mencoba lagi. Padahal suka atau tidak, kita selalu dihadapkan pada kegagalan.

Mungkin kisah kera dibawah ini dapat membuat kita merenungi sebuah kegagalan.
Suatu hari ditepi sebuah hutan, seekor kera tengah memperhatikan rombongan Pangeran yang sering pergi berburu dengan menunggang kuda. Kera yang melihat kegagahan pangeran itu saat menunggang kuda menjadi ingin bertukar tempat dengannya untuk merasakan sensasi gagah seperti sang Pangeran.

Keinginan itu sampai terbawa mimpi. Dalam mimpinya, kera itu melihat kandang kuda istana yang bagus dan bersih. Disana kera itu melihat kuda Pangeran. Dengan mengendap dibukanya pintu kandang dan menaiki punggung kuda itu dengan lincahnya. Ketika melihat pintu terbuka dan merasakan hentakan berat di atas punggungnya, spontan kuda itu melangkah keluar kandang dan berlari pelan. Karena kaget, kera itu memegang erat – erat surai kuda dan berteriak – teriak ketakutan.

Namun kuda itu ternyata salah paham. Teriakan kera dan tarikan pada surainya itu diartikan kuda sebagai perintah untuk memperkencang larinya. Kuda itu pun segera mempercepat larinya. Di bawah guncangan yang kuat dan meliuk – liuk, kera itu pun tidak bisa mempertahankan keseimbangan badannya dan jatuh ke sumur yang dangkal.

Setelah pulih dari rasa sakit dan kaget, kera kembali berteriak untuk minta tolong dikeluarkan dari lubang sumur. Sebentar kemudian datanglah serombongan kera melongokkan kepalanya ke dalam sumur. Kemudian mereka pun memberikan bantuan kepada kera itu. Setelah dapat keluar dari sumur, kera itu berterima kasih dan menceritakan hal ikhwal mengapa dia sampai terjatuh ke dalam sumur itu. Selesai menceritakan kejadian itu kera itu pun menyesali perbuatannya. Dan tidak mau lagi menunggang kuda seumur hidupnya.

Mendengar cerita sang kera muda, lalu salah satu kera tua yang ada dalam kawanan itu berkata bahwa jatuh memang menyakitkan namun bukan berarti di kemudian hari kita tidak jatuh lagi. Kita akan tetap merasakan jatuh, entah kapan dan darimanapun. Namun yang penting adalah bagaimana kita dapat mengambil pelajaran dari kejatuhan kta itu. Jika kita mau belajar untuk tahu kenapa kita bisa jatuh, maka kita tidak perlu mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.

Manusia semasa kecil belajar berjalan dan tidak peduli berapa kali terjatuh yang bahkan terkadang membuat kita sakit dan menangis, tapi secara alami kita pasti akan bangkit lagi. Melalui proses jatuh bangun maka manusia bisa berjalan dan berlari seperti halnya sekarang. Namun sayangnya kenapa setelah dewasa ketika manusia memiliki kesadaran dan jauh lebih pandai, namun saat jatuh atau gagal kita begitu takut untuk bangkit lagi.

Semasa muda kita butuh belajar untuk mengenal lebih dekat sifat kegagalan. Kegagalan adalah vitamin kesukseskan. Tiada orang besar di dunia ini yang bisa sukses tanpa kegagalan. Orang sukses mampu mengetahui mengapa mereka gagal sekaligus siap untuk memperbaiki dan berani beruang lagi demi meraih kesuksesan atas apa yang menjadi cita – cita besar mereka. Marilah kita biasakan diri untuk berani menghadapi kegagalan dan ketahui alasan mengapa kita gagal. Dapatkan jawabannya, tetapkan target dan cari cara yang paling efektif untuk menjadi pemenang sejati.

”Kegagalan merupakan kesempatan untuk memulai kembali dengan cara yang lebih Cerdas.” (Henry Ford)

(Sumber: http://radiosmartfm.com)

Jumat, 21 Mei 2010

Take It or Lose It


Dalam sebuah kelas pelatihan, saya mengambil selembar kertas polos kemudian menggunting-guntingnya menjadi beberapa bagian. Ada guntingan besar, ada juga yang kecil. Tapi jumlahnya sengaja saya buat tak sama dengan jumlah peserta dalam kelas itu, dua puluh orang.

Kemudian saya meminta kepada peserta untuk mengambil masing-masing satu guntingan kertas yang tersedia di meja depan. "Silahkan ambil satu!" demikian instruksi yang saya berikan. Dapat diduga, ada yang antusias maju dengan gerak cepat dan mengambil bagiannya, ada yang berjalan santai, ada juga yang meminta bantuan temannya untuk mengambilkan. Dua tiga orang bahkan terlihat bermalasan untuk mengambil, mereka berpikir toh semuanya kebagian guntingan kertas tersebut.

Hasilnya? Empat orang terakhir tak mendapatkan guntingan kertas. Delapan orang pertama ke depan mendapatkan guntingan besar-besar, yang berjalan santai dan yang meminta diambilkan harus rela mendapatkan yang kecil. Lalu saya katakan kepada mereka, "Inilah hidup. Anda ambil kesempatan yang tersedia atau Anda akan kehilangan kesempatan itu. Anda tak melakukannya, akan banyak orang lain yang melakukannya".

Pagi ini di kereta saya mendapati seorang wanita hamil yang berdiri agak jauh. Saya sempat berpikir bahwa orang yang paling dekat lah yang 'wajib' memberinya tempat duduk. Tapi sedetik kemudian saya bangun dan segera memanggil ibu itu untuk duduk. Ini perbuatan baik, jika saya tak mengambil kesempatan ini, orang lain lah yang melakukannya. Dan belum tentu esok hari saya masih memiliki kesempatan seperti ini.

Soal rezeki misalnya, saya percaya ia tak pernah datang sendiri menghampiri orang-orang yang lelap tertidur meski matahari sudah terik. "Bangun pagi, rezekinya dipatok ayam tuh!" Orang tua dulu sering berucap seperti itu.

Dan entah kenapa hingga detik ini saya tak pernah bisa menyanggah ucapan orangtua perihal rezeki itu. Saya percaya bahwa orang-orang yang lebih cepat berupaya meraihnya lah yang memiliki kesempatan untuk mendapatkan rezeki yang lebih banyak. Sementara mereka yang bersantai-santai atau bahkan bermalas-malasan, terdapat kemungkinan kehabisan rezeki.

Contoh kecil, datanglah terlambat dari jam kantor Anda yang semestinya. Perusahaan tidak hanya akan mengurangi gaji Anda akibat keterlambatan Anda, bahkan kinerja Anda dianggap minus dan itu mempengaruhi penilaian perusahaan terhadap Anda. Bisa jadi Anda tidak mendapatkan promosi tahun ini, sementara rekan Anda yang tak pernah terlambat lebih berpeluang.

Saya sering mendengar teman saya berkomentar negatif tentang apa yang dikerjakan orang lain, "Ah, kalau cuma tulisan begini sih saya juga bisa melakukannya" atau "Saya bisa melakukan yang lebih baik dari orang itu". Kepadanya saya katakan, saya yakin Anda bisa melakukannya. Masalahnya, sejak tadi saya hanya melihat Anda terus berbicara dan tak melakukan apapun. Sementara orang-orang di luar sana langsung berbuat tanpa perlu banyak bicara. Buktikan, jika Anda sanggup! Terus berbicara dan mengomentari hasil kerja orang lain tidak akan membuat Anda diakui keberadaannya. Hanya orang-orang yang berbuatlah yang diakui keberadaannya.

Kepada peserta di kelas pelatihan tersebut saya jelaskan, simulasi tadi juga berlaku untuk urusan ibadah. Saya tidak berhak mengatakan bahwa orang yang lebih tepat waktu akan mendapatkan pahala lebih besar, karena itu hak Allah dan juga tergantung dengan kualitas ibadahnya itu sendiri. Tapi bukankah setiap orang tua akan lebih menyukai anaknya yang tanggap dan cepat menghampiri ketika dipanggil ketimbang anak lainnya yang menunda-nunda? Jika demikian, buatlah Allah suka kepada Anda. Karena suka mungkin saja awal dari cinta. Semoga.

Oleh : Bayu Gautama

Minggu, 02 Mei 2010

Berani Hidup, Berani Berubah, Berani Sukses !!!


”BERANI ADALAH SEBUAH PILIHAN”
Berani merupakan bagian dari naluri mempertahankan diri
Berani itu perlu perhitungan, bukan “bonek”
Berani itu “do something”
Tidak berani berarti “do nothing”
Jadi : Berani hidup harus berani berubah !!

”PERUBAHAN ITU KENISCAYAAN”
Semua di dunia ini terus berubah, semakin lama perubahan itu semakin cepat
Satu-satunya yang tidak berubah hanyalah perubahan itu sendiri
Perubahan menuju perbaikan adalah langkah awal menuju sukses . . .

“SUKSES PERLU PERJUANGAN”
Sukses tidak turun dari langit
Sukses bukan sesuatu yang instant
Jalan menuju sukses adalah jalan mendaki, bukan jalan menurun
Sukses dimulai dari mencari tantangan dengan berani berubah !!
Percayalah : Anda ditakdirkan untuk sukses !!

“PERJUANGAN ITU TIDAK GAMPANG”
Perjuangan selalu menghadapi AHTG :
Ancaman
Hambatan
Tantangan
Gangguan
AHTG berfungsi mematangkan proses menuju sukses,,
Kalau Anda merasa menghadapi kesulitan dalam memperjuangkan kesuksesan,
berarti Anda sudah berada di jalan yang benar menuju sukses . . .

“MASALAH ADALAH BAGIAN DARI PERJUANGAN”
Orang cerdas adalah orang yang memandang masalah sebagai suatu “Tantangan” untuk diselesaikan . . .
Di balik setiap masalah ada kemudahan,, satu masalah = dua kemudahan,,
Masalah merupakan “Mata Kuliah” dalam “Universitas Kehidupan”
Jadi : Jangan merasa senang kalau tidak mempunyai masalah . . .

“BEDA ORANG SUKSES DAN ORANG GAGAL”
Orang gagal terlalu cepat menyerah
Orang sukses pantang menyerah sebelum cita-citanya terwujud !!!
Orang Sukses adalah orang yang memutuskan untuk sukses dan ”Mengerjakannya!! …” Sementara Orang Gagal adalah orang yang memutuskan untuk sukses tetapi hanya ”Mengharapkannya” . . .

Jadi,, Beranilah Berubah untuk Sukses . . . !!! Smgt Sobat ^_^


(Dikutip dari: “imammustofa.blog.unair.ac.id” dengan sedikit penambahan)

Hidup Serius tapi Santai


Dalam kehidupan, setiap pribadi pasti punya kisah tragis, bahkan mungkin sempat kalah dan putus asa. Tapi banyak juga pribadi yang mampu mengatasi masa-masa sulit dan menjadikannya sebagai pelajaran penting. Bahkan mungkin menjadi titik balik untuk memberikan pencerahan orang lain.

Ada suatu saat kehidupan kita dilanda ujian dan musibah susul menyusul. Semua pintu tampaknya tertutup, bahkan sercecah angin optimisme pun susah di dapat. Buntu, bingung, sedih, kelam. Dalam saat-saat sulit seperti itu diperlukan kekuatan jiwa dan iman. Mereka yang jiwanya mudah tergulung oleh kesulitan, mudah pula ter goda untuk menempuh jalan pintas yang terlarang karena putus asa. Padahal, Allah melarang hamba-nya berputus asa.

Ketika musibah menimpa, bencana melanda dan tragedi terjadi, dari mulut kita akan sering terucap, "Ya Allah." Ketika pintu seolah permohonan tertutup, kita mendesah, "Ya Allah." Ketika dengan segala cara seakan kita tak mampu menyelesaikan masalah, kita pun berucap,"Ya Allah." Ketika jiwa terkena oleh beban berat kehidupan,dan jalan menuju harapan seolah buntu, yang terucap dari bibir kita, "Ya Allah."

Siapakah yang berhak menjadi tempat mengadu bagi orang yang dilanda kegelisahan, kesempitan, kesulitan, dan kesedihan? Kepada siapakah mereka harus memohon pertolongan? Siapakah yang layak menjadi tempat bergantung, memohon, dan meratap bagi semua mahluk? Siapakah yang berhak menjadi gantungan hati dan di ucapkan oleh lidah manusia ? Tak lain hanyalah Allah, yang tiada Ilah selain Dia. Hal ini selaras dengan firman Allah yang menegaskan bahwa hanya Dia yang memperkenankan doa orang yang berada dalam kesulitan bila ia berdoa kepadaNya (QS An- Naml:62).

Kemampuan melihat celah dan sisi terang suatu peristiwa kelam adalah cara berpikir positif yang harus di latih. Mengapa kita meratapi susu yang sudah tumpah? Bukanlah lebih berharga membuatnya kembali? Ketika haus mendera dan semua orang berlomba mendapatkan air minum, lalu Anda hanya kebagian seperempat gelas sedangkan yang lain bergelas-gelas, ucapkanlah syukur alhamdulillah, sebab Anda masih mendapatkannya. Betapa banyak orang yang tidak kebagian dan tidak bisa minum.

Kehidupan ini memang penuh kenikmatan, banyak pilihan, penuh rupa dan warna. Namun semua bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan. Anda tidak pernah menjumpai seorang ayah, istri, sahabat, tempat tinggal, atau pekerjaan, yang tidak terkait dengan hal yang menyulitkan. Sesuatu yang tak jarang dapat membuat hati panas. Walau demikian jangan biarkan panasnya hati itu membara. Padamkanlah panasnya keburukan di hati dengan dinginnya kebaikan.

Dunia memang bukanlah surga, dan adat dunia berbeda dengan akhirat. Dunia penuh kontradiksi: ada yang baik ada yang buruk ada yang adil ada yang zalim. Karena itu jalanilah hidup sesuai kenyataan. Jangan larut Dalam khayalan dan kendalikan jiwa sehingga dapat menerima dan memetiknya. Sebab tak mungkin semua hal itu baik dan sempurna.

(Sumber: www.raudlotuttolabah.com)

Jadilah Seorang Lelaki yang Beriman


Jadilah seorang lelaki yang beriman,
Yang hatinya disalut rasa taqwa kepada Allah swt,
Yang jiwanya penuh penghayatan terhadap Islam,

Yang sentiasa haus dengan ilmu,
Yang sentiasa dahaga akan pahala,
Yang solatnya adalah maruah dirinya,
Yang tidak pernah takut untuk berkata benar,
Yang tidak pernah gentar untuk melawan nafsu,
Yang senantiasa bersama kumpulan orang-orang yang berjuang di jalan Allah.

Jadilah seorang lelaki,
Yang menjaga tutur katanya,
Yang tidak bermegah dengan ilmu yang dimilikinya,
Yang tidak bermegah dengan harta dunia yang dicarinya,
Yang senantiasa berbuat kebajikan kerana sifatnya yang penyayang,
Yang mempunyai ramai kawan dan tidak mempunyai musuh yang bersifat jembalang.

Jadilah seorang lelaki,
Yang menghormati ibu bapaknya,
Yang senantiasa berbakti kepada orang tua dan keluarga,
Yang bakal menjaga kerukunan rumahtangga,
Yang akan mendidik isteri dan anak-anak mendalami Islam,
Yang mengamalkan hidup penuh kesederhanaan,
Kerana dunia baginya adalah rumah sementara menuju akhirat.

Jadilah seorang lelaki,
Yang senantiasa bersedia untuk menjadi imam,
Yang hidup di bawah naungan al-Quran dan mencontohi sifat-sifat Rasulullah saw,
Yang boleh diajak berbincang dan berbicara,
Yang menjaga matanya dari berbelanja,
Yang sujudnya penuh kesyukuran dengan rahmat Allah ke atasnya.

Jadilah seorang lelaki,
Yang tidak pernah membazirkan masa,
Matanya kepenatan kerana membaca al- Quran,
Suaranya lesu kerana penat berzikir,
Tidurnya lena dengan cahaya keimanan,
Bangunnya Subuh penuh kecergasan,
Kerana sehari lagi usianya bertambah kematangan.

Jadilah seorang lelaki,
Yang senantiasa mengingat mati,
Yang baginya hidup di dunia adalah ladang akhirat,
Yang mana buah kehidupan itu perlu dibaja dan dijaga,
Agar berputik tunas yang bakal menjaga baka yang baik,
Meneruskan perjuangan Islam sebelum hari kemudian.

Jadilah seorang lelaki,
Yang tidak terpesona dengan buaian dunia,
Kerana dia memimpikan syurga Allah swt.

(Sumber : www.iLuvislam.com)

Semut Pejuang


Semut....
Ia semut
Mendaki pohon terjatuh
Mendaki lalu jatuh lagi
Tiada letih
Tiada lelah sebelum sampai tujuan

Dialah semut…
Tidak pernah mundur
Walau telah berpeluh
Jalan buntu atau berliku
Selalu maju
Tidak putus asa

Itulah semut
Sendiri tak mampu memikul
Jama'ah lalu berkumpul
Saling menanggung
Berat sama dipikul

Semutlah dia . . .
Memiliki keteguhan
Mempunyai ketetapan
Demi sebuah kesuksesan
Ridho Tuhan

(Oleh: Bang Lavie)

Bangkit . . . !!!

Ini adalah kata yang harus selalu kita ucapkan, bahkan kalau perlu kita teriakkan ketika kita mengalami kegagalan. "Bangkit!" adalah kata untuk Anda yang sedang terpuruk, untuk Anda yang sedang bersedih, untuk Anda yang sedang putus asa, untuk Anda yang sedang patah hati, dan untuk Anda yang sedang kehilangan semangat.

"Bangkit!" adalah jawaban untuk sebuah kegagalan; ketika kenyataan tidak sesuai harapan. Bukannya berhenti mencoba dan pasrah-menganggap diri sendiri sebagai orang yang gagal, tapi bangkitlah! Mulailah langkah yang baru dan terapkan determinasi diri. Kita tunjukkan keteguhan hati kita, konsisten dengan apa yang sedang kita tuju, dan tidak berhenti sebelum berhasil.

Kita mengalami kegagalan bukan untuk menjadi orang yang gagal, kecuali kita berhenti mencoba, berhenti melangkah dan menghapus mimpi indah kita. Kita gagal untuk belajar sangat banyak hal dari kegagalan itu sendiri. Kita gagal untuk bangkit lagi. Kita gagal untuk mencoba lagi. Kita gagal untuk sukses!

Tanpa kegagalan, kita akan sulit dan jarang mau menyelami diri sendiri. Mau berusaha mengenal siapa diri kita yang sesungguhnya, mengetahui kelemahan dan kelebihan diri kita yang sebenarnya unik. Dan pada akhirnya kita jadi tahu apa tujuan hidup kita yang sesungguhnya, tujuan hidup kita yang teragung. Bukan hanya menjalani hari demi hari sebagai sebuah rutinitas, tapi sebagai karya terbaik untuk kita persembahkan; tidak hanya untuk hidup di dunia ini, tapi juga untuk kehidupan yang abadi di akhirat kelak.

Bangkit! Akan menjadi kata yang indah, bahkan lebih indah dari sajak cinta Kahlil Gibran bila kita praktekkan segera setelah kita mengalami kegagalan. Bangkit! Tidak hanya dari tidur, tidak hanya dari kehancuran, tapi untuk bangkit menjadi manusia yang luar biasa. Jadi, tidak ada lagi kata putus asa di dalam kamus hidup kita !!

Orang yang tergeletak seperti orang tidur, namun tidak pernah bangkit lagi akan segera dikubur oleh orang-orang di sekitarnya. Jangan sampai kita dikubur seperti itu padahal kita masih ingin hidup seribu tahun lagi. Kita masih ingin menggapai cita-cita kita, mewujudkan impian hidup kita, dan meraih kebahagiaan kita. Selagi kita masih dianugerahi jantung yang berdetak mengalirkan darah dan paru-paru yang memompakan udara, bukankah kita sama sekali tidak pantas untuk diam terlalu lama, sedih yang berlarut-larut dan putus asa yang tiada beralasan. Jangan biarkan impian terindah kita terbawa ke alam kubur tanpa pernah menjadi kenyataan selagi kita masih menapak di atas muka bumi.

Mungkin kegagalan yang kita alami teramat menyakitkan bagi kita. Kita menganggap dunia seperti kiamat, namun lihatlah... mentari masih terbit dari ufuk timur, menebarkan kehangatannya di pagi hari dan kilau keemasannya di sore hari. Dengarlah, burung-burung masih berkicau dan kita pun masih bisa merasakan segarnya udara di pagi hari. Ternyata kegagalan itu, walaupun menyakitkan, ternyata tidak sampai membunuh kita. Yang membunuh kita adalah semangat kita yang hilang, motivasi kita yang mati.

Bangkit kembali, bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga untuk orang-orang yang kita cintai. Untuk mereka yang telah menjadi perantara kita ada di dunia ini dan mereka yang telah memberi arti bagi kehidupan kita. Apalagi Allah swt. juga tidak menyukai orang yang berputus asa dari rahmat-Nya.

Selama kita masih dikaruniai anugerah yang namanya "hidup", berarti kita masih berhak memiliki harapan, berhak bermimpi dan mewujudkan apa yang kita impikan. Jangan ijinkan harapan kita sirna hanya karena satu, dua atau tiga kali kegagalan, dan seterusnya. Banyak orang yang lebih menderita dari kita, yang dicoba dengan ujian yang lebih berat dari apa yang kita alami. Yang harus kita lakukan sekarang adalah bangkit dari kegagalan, berusaha lebih keras dan bertawakal kepada Allah SWT.

Kita juga bisa belajar dari orang-orang sukses yang telah lulus melewati masa-masa pahit, yang terus mencoba dan mencoba lagi sampai tak terhitung banyaknya. Dan mereka pun akhirnya menjadi pribadi-pribadi yang mengagumkan yang mewarnai sejarah dunia.

Yang harus kita renungkan adalah kegagalan yang dulu pernah membuat kita bersedih atau menangis pilu sebenarnya merupakan pembuka pintu sukses yang lebih besar, sukses yang sebelumnya belum pernah terbayangkan. Dan ini kembali kepada sikap kita terhadap kegagalan itu sendiri. Bukan karena orang lain, tetapi tergantung diri kita sendiri, bagaimana kita menyikapi dan memandang kegagalan. Jawaban untuk sebuah kegagalan ada dalam diri kita sendiri. Kita bebas menentukan sikap dan langkah kita selanjutnya.

Selalu ada hikmah di balik setiap kegagalan. Kita bebas memilih apakah akan mengambil pelajaran atau justru meratapinya. Kita bebas untuk memilih apakah akan memanfaatkan energi di baliknya atau justru berputus asa. Ada dua pilihan pasti yang harus kita ambil: bangkit atau menyerah. Dan menyerah adalah keputusan seorang pecundang.

Satu-satunya kegagalan adalah kegagalan untuk mencoba. Mereka yang menyerah tidak akan pernah menang.

(Oleh: Agus Riyanto)

Tentang Ayah ^_^


Ssst..tau gak siii ..? ternyata ayah itu MENAKJUBKAN!!!!

Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada
dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung
pada siapapun - dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

Ayah hanya menyuruhmu mengerjakan pekerjaan yang kamu sukai.
Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil,
tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.
Ayah selalu tepat janji . . .


Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun
ajakanmu untuk pergi memancing sebenarnya lebih menyenangkan.
Ayah akan tetap memasang kereta api listrik mainanmu selama
bertahun-tahun, meskipun kamu telah bosan, karena ia tetap ingin kamu
main kereta api itu.

Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain
dengan teman-teman mereka karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil
mereka.

Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil
(mengandungmu) , tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.
Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa
meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti mengapung
di atas air setelah ia melepaskanya.

Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu
mencarinya.
Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia
tampak lucu dan menyayangi.
Ayah sulit menghadapi rambutnya yang mulai menipis....jadi dia
menyalahkan tukang cukurnya menggunting terlalu banyak di puncak
kepala . . . ^_^


Ayah akan selalu memelihara janggut lebatnya, meski telah memutih,
agar kau bisa "melihat" para malaikat bergelantungan di sana dan agar
kau selalu bisa mengenalinya.
Ayah selalu senang membantumu menyelesaikan PR, kecuali PR matematika
terbaru.
Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup
Ayah benar-benar senang membantu seseorang... tapi ia sukar meminta
bantuan.
Ayah terlalu lama menunda untuk membawa mobil ke bengkel, karena ia
merasa dapat memperbaiki sendiri segalanya.

Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah.
Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia
sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan
rumit itu.
Dan hasilnya?... .mmmmhhh..." tidak terlalu mengecewakan" ^_^

Ayah akan sesumbar, bahwa dirinyalah satu- satunya dalam keluarga yang
dapat memasak tumis kangkung rasa barbecue grill . . . ^_^
Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia
bisa belajar dengan cepat.

Ayah sangat senang kalau seluruh keluarga berkumpul untuk makan
malam...walaupun harus makan dalam remangnya lilin karena lampu mati.
Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk
membuatmu senang dan tidak takut . . .

Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu
dibahunya, ketika pawai lewat.
Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan
tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.
Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau
memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan
rasa tidak setujunya.
Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal
menunggumu di depan rumah dengan sepeda tuanya, untuk mengantarkanmu
di hari pertama masuk sekolah

AYAH ITU MURAH HATI.....
Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang
kamu butuhkan.... .
Ia membiarkan orang-orangan sawahmu memakai sweater kesayangannya. ....
Ia membelikanmu lollipop merk baru yang kamu inginkan, dan ia akan
menghabiskannya kalau kamu tidak suka.....
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin
bicara...

Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar uang sekolah mu tiap
semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa
banyak kerutan di dahinya....
Bahkan dia akan senang hati mendengarkan nasehatmu untuk menghentikan
kebiasaan merokoknya.. ..
Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya
disekeliling beban itu....

Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu"
Ketika ia ingin berkata ,,tidak"
Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika
anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin
Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya
kepergok menghisap rokok di kamar mandi.
Ayah mengatakan ,, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu
sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"

Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan
sesuatu persis seperti caranya....
Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri....
Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau
meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak
akan pernah bisa melepaskannya.

Ayah mengira seratus adalah tip..
Seribu adalah uang saku..
Gaji pertamamu terlalu besar untuknya...
Ayah tidak suka meneteskan air mata ....
ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama
kalinya, dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya
(ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)

ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa
takutmu...ketika kau mimpi akan dibunuh monster...
tapi.....ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang
malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar
selama hampir satu bulan.

Kalau tidak salah ayah pernah berkata :" kalau kau ingin mendapatkan
pedang yang tajam dan berkualitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar
apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai
besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin
mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang
Menciptakannya" . . .

Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ”,,,Jadilah lebih kuat
dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang
lebih baik dari ibumu, berikan yang lebih baik untuk menantu dan
cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu"

Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :" jangan cengeng
meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari
terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa
melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau
gantikan posisi Ayah di hatimu"

Ayah bersikeras, bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik
daripada kamu dulu....
Ayah bisa membuatmu percaya diri...
karena ia percaya padamu...
Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba
melakukan yang terbaik....
Dan terpenting adalah...
Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Alloh, bahkan dia akan
membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cinta-Nya, karena
diapun mencintaimu karena cinta-Nya . . .

Jazakalloh bil jannah untuk setiap peluh yang kau teteskan, untuk
setiap kerut dahimu yang tak sempat kuhitung, untuk setiap jaga
sepanjang malam ketika aku sakit dan ketika kau merindukanku, untuk
tumis kangkung paling lezat sedunia, untuk tempat duduk terbaik di
bahumu yang begitu kekar ketika aku ingin melihat pawai, untuk tetes
"air mata laki-laki "yang begitu mahal ketika kau khawatirkan aku,
untuk kepercayaanmu padaku, meski seringkali ku hianati.
Tak akan pernah bisa terbalas segalanya, kecuali dengan
.......jazakallah bil jannah, " semoga Allah mengganti semuanya
dengan syurga, semoga bisa kubayar dengan syurga yang Alloh beri,
semoga...... .."

Dan untuk semua yang sedang merindukan Ayah, ssssssssttt. ..! Tau gak
siii? Ternyata ayah itu benar-benar MENAKJUBKAN

(Dari sebuah blog poenya zahra)