Minggu, 02 Mei 2010

Hidup Serius tapi Santai


Dalam kehidupan, setiap pribadi pasti punya kisah tragis, bahkan mungkin sempat kalah dan putus asa. Tapi banyak juga pribadi yang mampu mengatasi masa-masa sulit dan menjadikannya sebagai pelajaran penting. Bahkan mungkin menjadi titik balik untuk memberikan pencerahan orang lain.

Ada suatu saat kehidupan kita dilanda ujian dan musibah susul menyusul. Semua pintu tampaknya tertutup, bahkan sercecah angin optimisme pun susah di dapat. Buntu, bingung, sedih, kelam. Dalam saat-saat sulit seperti itu diperlukan kekuatan jiwa dan iman. Mereka yang jiwanya mudah tergulung oleh kesulitan, mudah pula ter goda untuk menempuh jalan pintas yang terlarang karena putus asa. Padahal, Allah melarang hamba-nya berputus asa.

Ketika musibah menimpa, bencana melanda dan tragedi terjadi, dari mulut kita akan sering terucap, "Ya Allah." Ketika pintu seolah permohonan tertutup, kita mendesah, "Ya Allah." Ketika dengan segala cara seakan kita tak mampu menyelesaikan masalah, kita pun berucap,"Ya Allah." Ketika jiwa terkena oleh beban berat kehidupan,dan jalan menuju harapan seolah buntu, yang terucap dari bibir kita, "Ya Allah."

Siapakah yang berhak menjadi tempat mengadu bagi orang yang dilanda kegelisahan, kesempitan, kesulitan, dan kesedihan? Kepada siapakah mereka harus memohon pertolongan? Siapakah yang layak menjadi tempat bergantung, memohon, dan meratap bagi semua mahluk? Siapakah yang berhak menjadi gantungan hati dan di ucapkan oleh lidah manusia ? Tak lain hanyalah Allah, yang tiada Ilah selain Dia. Hal ini selaras dengan firman Allah yang menegaskan bahwa hanya Dia yang memperkenankan doa orang yang berada dalam kesulitan bila ia berdoa kepadaNya (QS An- Naml:62).

Kemampuan melihat celah dan sisi terang suatu peristiwa kelam adalah cara berpikir positif yang harus di latih. Mengapa kita meratapi susu yang sudah tumpah? Bukanlah lebih berharga membuatnya kembali? Ketika haus mendera dan semua orang berlomba mendapatkan air minum, lalu Anda hanya kebagian seperempat gelas sedangkan yang lain bergelas-gelas, ucapkanlah syukur alhamdulillah, sebab Anda masih mendapatkannya. Betapa banyak orang yang tidak kebagian dan tidak bisa minum.

Kehidupan ini memang penuh kenikmatan, banyak pilihan, penuh rupa dan warna. Namun semua bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan. Anda tidak pernah menjumpai seorang ayah, istri, sahabat, tempat tinggal, atau pekerjaan, yang tidak terkait dengan hal yang menyulitkan. Sesuatu yang tak jarang dapat membuat hati panas. Walau demikian jangan biarkan panasnya hati itu membara. Padamkanlah panasnya keburukan di hati dengan dinginnya kebaikan.

Dunia memang bukanlah surga, dan adat dunia berbeda dengan akhirat. Dunia penuh kontradiksi: ada yang baik ada yang buruk ada yang adil ada yang zalim. Karena itu jalanilah hidup sesuai kenyataan. Jangan larut Dalam khayalan dan kendalikan jiwa sehingga dapat menerima dan memetiknya. Sebab tak mungkin semua hal itu baik dan sempurna.

(Sumber: www.raudlotuttolabah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar